Warna - warni Festival Drumblek Kampung Ragam Warna Kaliwungu



Minggu lalu, tepatnya tanggal 26 dan 27 Oktober 2019, Kampung Ragam Warna kembali nyelenggarakan acara Festival Drumblek. Acara ini di dukung oleh Pacific Paint, Hanamasa, dan CapKapak.

Ini adalah tahun kedua acara Festival Drumblek, setelah sebelumnya sukses diselenggarakan pada tahun 2018. Dan kali ini, banyak fotografer, blogger dan vlogger yang sangat antusias menantikan acara ini. Apa yang menarik di Festival Drumblek 2019?

Hari ini tepat seminggu setelah acara Festival Drumblek Pasific Paint Cup 1 berlangsung. Dan saya baru menulis cerita ini. Hehehehe. Tapi jujur saja, saya masih belum bisa move on dari keseruan acara Festival Drumblek. Karena banyak sejumlah rangkaian acara yang menarik.

Sabtu, 26 Oktober 2019. Hari Pertama Festival Drumblek 2019. Saya hadir sekitar pukul 11.00 dan cuaca hari itu sangat terik. Tapi tidak menghalangi peserta lomba untuk hadir mengikuti serangkaian acara Festival Drumblek 2019. Ada apa saja di hari pertama? Ada Workshop SMOK, Workshop Kartunis, dan Workshop Sumpil, Penampilan Tari Sufi hingga Daun Bambu.

Minggu, 27 Oktober 2019. Saya hadir pukul 08.30. Hari kedua ada Workshop Lukisan Ampas kopi dan Pawai Peserta Lomba Drumblek.

Mengenal SMOK dan Belajar Membuat Sumpil 


Hari pertama Festival Drumblek, saya langsung mengeksplore kegiatan yang ada di Kampung Ragam Warna, mulai dari workshop Kartunis, workshop SMOK dan workshop membuat sumpil. Saya menghabiskan waktu lebih lama di tempat workshop SMOK dan Sumpil.

Untuk pertama kalinya saya menyaksikan bagaimana lukisan SMOK dibuat. SMOK merupakan lukisan yang terbuat dari kain perca. Teknik untuk menempelkan kain perca juga terbilang unik. Dan untuk proses membuat satu lukisan tergantung tingkat kesulitan lukisan dan warna yang digunakan. Contohnya adalah lukisan wayang. Untuk membuat lukisan tersebut membutuhkan waktu kurang lebih waktu satu bulan.

Setelah puas mengenal SMOK, selanjutnya adalah belajar membuat sumpil. Sumpil merupakan makanan yang khas di Kaliwungu. Terbuat dari beras yang dibungkus dengan daun bambu. Ketika sudah matang, ia seperti lontong. Hanya saja, teksturnya lebih lembut. Dan ukurannya lebih kecil. Sumpil bisanya disajikan dengan sambal yang terbuat dari kelapa. Rasanya sangat lezat. Cocok untuk kamu yang laper, dan malas makan berat. hehehehe.

Mencoba Sensasi Melukis Payung 



Melukis payung adalah salah satu kegiatan menarik di Kampung Ragam Warna. Bahkan ada lombanya juga saat Festival kemarin. Jadi sambil menunggu acara sore harinya, saya ikut melukis payung. Ya pengen tahu seperti apa rasanya melukis diatas payung.

Melukis di atas payung itu diperlukan kreatifitas dan kesabaran. Karena kalau tidak sabar tentu tidak akan bagus. Ternyata melukis payung seru juga... mungkin saya akan mencoba lagi melukis payung, di lain kesempatan. Hehehe.

Tari Sufi dan Rebana 



Salah satu magnet dari rangkaian acara di Festival Drumblek 2019 adalah Tari Sufi dan Rebana Al - Badar Kaliwungu. Ada kurang lebih 8 orang penari Sufi yang tampil diiringi rebana. Dan ini kolaborasi yang menarik. Jarang banget, ada kolaborasi seperti ini dalam acara Festival.

Saya masih ingat, dulu pertama kali menyaksikan Tari Sufi waktu Famtrip di Pekalongan. Dan 2 tahun terakhir saya bisa menyaksikan tarian ini di Kampung Ragam Warna. Tarian Sufi bukanlah sekedar tarian biasa, atau perpaduan antara seni dan budaya. Tapi konon juga bagian dari ibadah.

Pembukaan Festival Drumblek Pacific Paint Cup 1 




Setelah menyaksikan Tari Sufi dan Rebana, malam harinya berlangsung acara pembukaan Festival Drumblek Pacific Paint Cup 1. Acara dibuka oleh sesepuh Kampung Ragam Warna didampingi oleh Konseptor Kampung Ragam Warna dan Camat Kaliwungu. Acara resmi dibuka dengan pemukulan gong dan kembang api.

Lalu dilanjutkan dengan penampilan rebana Senada dan penampilan grup reggae asal Kaliwungu.

Festival ini merupakan sebuah cara untuk menghargai budaya kita sendiri. Karena kalau bukan kita-kita, siapa lagi yang akan menghargai. Festival Kampung Ragam Warna diharapkan mampu menjadi salah satu upaya untuk menunjukkan ekonomi kreatif masyarakat. Semua warga baik tua dan muda ikut bergotong - royong dalam mensukseskan acara ini.

Kopdar Dadakan di Kampung Ragam Warna 


Salah satu hal yang menyenangkan saat Festival Drumblek adalah bertemu orang - orang yang keren, baik itu blogger, fotografer maupun vlogger. Ya, dalam waktu yang singkat kami bisa kopdardadakan, saling bertegur sapa dan berbincang - bincang.

Tahun 2018 lalu, saya berjumpa dengan om Anton Candra, mas Rickyayufebrianto, dan teman - teman di Kampung Ragam Warna. Lalu bertemu lagi di acara Festival Rebana Kampung Pesantren bulan April kemarin dan ketiga kalinya bertemu di Festival Drumblek 2019. Senangnya...

Saya masih ingat, tahun lalu peserta lomba adalah fotografer. Dan tahun ini peserta jauh lebih banyak dari sebelumnya.

Tepat di Hari Blogger Nasional kemarin (27/10), saya bisa berjumpa dengan teman - teman blogger seperti Mba Donna Imelda, Mas Salmanbiroe, Mas Sitam, Mia, Mba Ila, Mba Mechta dan masih banyak lagi. Dan ya berjumpa mas Theo dari Tangerang. hehehhehe.

Kampung Ragam Warna, bukan hanya soal warna - warni yang cantik dan instagramable. Tapi lebih dari itu. Ada banyak seni dan budaya yang tetap dijaga hingga kini, juga edukasi. Dan banyak orang - orang hebat yang patut di apresiasi. Semoga tahun depan acara Festival Drumblek semakin seru lagi.

My vlog : Festival Drumblek Kampung Ragam Warna. Klik disini

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Acer Day Roadshow di Semarang